Senin, 04 Februari 2019

STATISTIKA

Pengertian Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasi dan mempresentasikan suatu data. Istilah Statistika berasal dari bahasa inggris “Statistic yang artinya mengumpulkan dan menganalisa data dalam bentuk bilangan dalam kuantitas yang sangat besar. 

Kata statistika itu sendiri berakar dari bahasa latin  modern yang artinya sangat berbeda dengan arti statistika dalam bahasa Inggris. Statitika yang berakar dari bahasa latin Statisticum collegium yang artinya dewan negara. Sedangkan dalam bahasa Italia ada juga istilah Statista yang artinya negarawan atau politikus. Jika di lihat dari arti kata dari kedua bahasa itu, statistika yang di pelajari dalam matematika.

Definisi Statistika


Statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan.
Sejarah Statistika
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).

Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiahstatistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson(metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomibiologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrikabiometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

Macam - Macam Statistika


Menurut fungsinya, Statistika di bedakan menjadi dua, yaitu:

1. Statistika deskriptif adalah bagian statistika yang mempelajari cara penyusunan dan penyajian data yang di kumpulkan.Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran singkat dari sekumpulan data.



2. Statistika Indukstif (inferensial) adalah bagian statistika yang mempelajari tata cara penarikan kesimpulan yang valid mengenai populasi berdasarkan data pada sampel. Penarikan kesimpulan biasanya menggunakan unsur peluang. Tujuannya untuk penarikan kesimpulan dengan cara membuat generalisasi.

Manfaat Statistika 

Manfaat statistika dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam sebagai contoh sederhana:


1. Bagi ibu-ibu rumah tangga mungkin tanpa disadari mereka telah menerapkan statiska. Dalam membelanjakan uang untuk kebutuhan keluarganya sering melakukan perhitungan untung rugi, berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk uang belanja, listrik, dll.


2. Sebagai mahasiswa, selain statistika dipelajari secara formal sebenarnya kita  sudah menggunakannya dalam perhitungan Indeks prestasi.


3. Dalam dunia bisnis, para pemain saham atau pengusaha sering menerapkan statistika untuk memperoleh keuntungan. Seperti peluang untuk menanamkan saham.


4. Sedangkan dalam bidang industri, statistika sering digunakan untuk menentukan keputusan. Contohnya berapa jumlah produk yang harus diproduksi dalam sehari berdasarkan data historis perusahaan, apakah perlu melakukan pengembangan produk atau menambah varian produk, perlu tidaknya memperluas cabang produksi, dll.
  
4 Tipe Skala Pengukurang dalam Statistika


Ada empat tipe skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam pengolahan statistiknya.


1. Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif atau kategoris, misalnya jenis kelamin, agama, dan warna kulit.

2. Skala ordinal selain membedakan sesuatu juga menunjukkan tingkatan, misalnya pendidikan dan tingkat kepuasan pengguna. 

3. Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak sehingga titik   nol dapat digeser sesuka orang yang mengukur, misalnya tahun dan suhu dalam Celcius.
   
4. Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak dan tidak dapat digeser sesukanya, misalnya adalah suhu dalam Kelvin, panjang, dan massa

Sabtu, 24 Februari 2018

Perkembangan Pemuda Islam



Peran Pemuda Muslim di Zaman Modern

oleh : Al-kahfi Mansakend

Apabila berbicara tentang pemuda, yang terbayang adalah kekuatan, semangat yang tinggi dan harapan yang begitu besar. Secara fitrah, masa muda adalah masa yang paling optimal untuk berfikir dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Semangat mereka bagaikan bom waktu yang siap meledak pada saat yang telah ditentukan, sehingga tidak heran pemuda adalah harapan masa depan, semua bergantung di pundak mereka, ibarat kapal merekalah yang memegang kemudi, mereka yang menentukan hendak kemana kapal akan berlabuh.

Pemuda adalah agent of change (agen perubahan) dalam semua lini kehidupan, karena mereka adalah penggerak kemajuan dan peradaban. Perubahan dunia berada di tangan mereka, mereka selalu berada di garis depan menuju kemajuan dan mengekspresikan kepentingan banyak orang. Banyak perubahan yang terjadi berkat cengkraman kuat tangan-tangan para pemuda. Negara-negara yang berkembang adalah negara yang bisa memaksimalkan pemudanya dengan baik, belajar dari sejarah perkembangan Islam bahwa spirit ketauhidan muncul dari dalam jiwa jiwa pemuda yang memiliki niat yang bersih, tulus untuk menegakkan kalimat tauhid, sebut saja Zaid bin Tsabit, Arqom bin Abi Arqom, dan Bilal bin Rabah, mereka adalah pemuda-pemuda tangguh yang siap mengorbankan apa saja demi agama meski nyawa taruhannya, begitulah mahasiswa didikan Rasulullah saw meski mereka tidak memiliki Universitas yang mewah.

Saat ini ada sebuah pertanyaan yang selalu menunggu untuk dicari jawabannya adalah dimanakah para pemuda muslim itu sekarang? Dimanakah mereka bersembunyi? Apakah mereka bersembunyi seperti yang dilakukan Ashabul Kahfi? Mereka tidak lagi seperti pelangi yang selalu memberikan warna warni yang indah dalam kehidupan, mereka kini hilang ditelan zaman. Budaya hidup western sepertinya lebih mendominasi dan mudah diterima, sementara budaya timur dan berbau agama dianggap kuno. Gaya hidup, pakaian, bahasa, jauh dari norma, seolah semua keinginan mereka harus dilampiaskan dengan tawuran, hidup hedonis, foya-foya dan sedikit tidak beradab. Hidup bagaimanakah sebenarnya yang mereka cari?

Saat ini ada sebuah pertanyaan yang selalu menunggu untuk dicari jawabannya adalah dimanakah para pemuda muslim itu sekarang? Dimanakah mereka bersembunyi? Apakah mereka bersembunyi seperti yang dilakukan Ashabul Kahfi? Mereka tidak lagi seperti pelangi yang selalu memberikan warna warni yang indah dalam kehidupan, mereka kini hilang ditelan zaman. Budaya hidup western sepertinya lebih mendominasi dan mudah diterima, sementara budaya timur dan berbau agama dianggap kuno. Gaya hidup, pakaian, bahasa, jauh dari norma, seolah semua keinginan mereka harus dilampiaskan dengan tawuran, hidup hedonis, foya-foya dan sedikit tidak beradab. Hidup bagaimanakah sebenarnya yang mereka cari?

selam tidak membiarkan pemuda lepas kendali tanpa arahan, meskipun memang harus diakui bahwa hidup di zaman modern dan serba canggih ini tidaklah mudah, banyak sekali godaan bagi pemuda untuk memperturutkan hawa nafsunya, dengan segala fasilitas yang mudah dan instant membuat para pemuda islam terlena, tidak menyadari bahwa musuh-musuh Islam sedang mengintai mereka, melihat kelengahan mereka dan suatu saat bisa menerkam dan memenjarakan mereka dalam api penyesalan seumur hidupnya. Pemuda adalah asset paling berharga bagi setiap Negara terutama agama, mereka harus bisa memilih dan menentukan nasib mereka, karena jika pemuda itu baik, maka akan baiklah Negara dan agama.

Islam selalu membimbing para pemudanya untuk kreatif, aktif dan optimis, sebuah pepatah islam mengatakan: "Bukanlah pemuda jika ia mengatakan inilah ayahku…akan tetapi pemuda adalah yang mengatakan inilah aku inilah diriku."

Kemandirian yang selalu diharapkan dari seorang pemuda, tidak hanya pandai menggunakan fasilitas yang sudah tersedia, namun seharusnya pandai menciptakan peluang dan kesempatan menjadi sebongkah berlian. Pada dasarnya kita merindukan pemuda yang penuh dedikasi untuk orang tuanya, agama, bangsa yang semakin terpuruk ini, bukan pemuda tawuran yang hanya menguras fikiran dan tenaga yang berujung pada hancurnya sebuah Negara.
  
Pemuda Islam harus memiliki karisma dan pesona di mata dunia, dan mereka harus:
1. Tidak boleh membuang waktu hanya untuk hal yang sia sia
Waktu luang bisa membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena manusia dituntut untuk beraktifitas dan berbuat. Rasulullah saw bersabda: "Ada dua nikmat yang manusia sering melalaikannya yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang."
2. Memilih teman yang baik
Kita tidak akan bisa menjauhi lingkungan karena sebagian besar kehidupan dihabiskan bersama lingkungan, dan lingkungan juga yang mempengaruhi pola fikir, tindakan dan tingkah laku kita, akan tetapi Allah swt memberikan kita akal untuk berfikir mana yang terbaik buat hidup kita, maka sebijaksana mungkin dalam memilih teman. Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), penjual minyak wangi akan menebarkan aroma yang wangi meskipun engkau hanya terkena imbasnya, dan sebaliknya peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau setidaknya kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya."
3. Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat
Bacalah al-Qur’an sebagai penyembuh dan penentram jiwa, mengkonsumsi buku buku yang baik akan menambah khazanah keilmuan para pemuda islam, sehingga membuka wawasan untuk meluaskan ekspansi kekuasaan dalam urusan dunia maupun akhirat. Pemuda islam tidak boleh kalah dengan informasi terkini tentang lmu pengetahuan, karena Islam tidak pernah membatasi ilmu itu didapat dari mana dan siapa saja, asal tujuannya untuk kemaslahatan ummat, sebagaimana ulama-ulama intelektual islam mengembangkan ilmu mereka dengan membaca dan membaca, sehingga lahirlah kreatifitas mandiri yang salih yang bermanfaat sampai ke akhir zaman.
Akhirnya sebagai harapan kepada pemuda islam bahwa mereka bukanlah individu yang cepat menyerah dan pasrah dengan keadaan, akan tetapi mereka adalah pemuda yang teguh pendirian, memiliki agenda penuh dengan kemajuan yang tak terbatas dengan kreasi kreasi unik untuk memajukan agama, bangsa dan tanah air. Karena kita tidak ingin menyesal nanti di hari tua dan di akhirat ketika Allah bertanya sebagaimana Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan bergesar kaki seorang hamba dari sisi Allah pada hari kiamat nanti sehinggalah dimintai pertanggungjawabannya tentang lima perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana dia mengamalkan ilmunya." Wallahu a’lam bish shawab